Thursday, February 11, 2010

saat angin berdiam tak mahu ke mana-mana
saat matahari canggung berteleku di kaki langit
saat awan mula berarak untuk berpaksi di timur
saat gelombang laut jadi mengerikan
saat semua bertempiaran mencari kuasa
kau eratkan rangkulan tangan mu
agar terdakap setiap sesuatu yang menerima
hingga mereka jadi tenang dalam kasih mu
hingga tertidur jiwa mereka dengan kalimah mu
alangkah beruntung kemenangan ini
alangkah bahagia penyerahan ini
kami cuma bermula dengan nama mu
kau langsung jadikan rantai membelenggu kami
wahai pendamping jiwa manusia..

Wednesday, February 10, 2010

"Padamu, dariku dan anakmu yang berbaring di sisimu dan yang telah mengikutimu. Salam, wahai Nabi Allah.
Kesabaranku dan kemampuanku telah semakin lemah, kerana nasib orang yang dicintaimu, wahai Nabi Allah. Tetapi, bagaimanakah diriku boleh bersabar dengan nasib buruk yang menimpaku dan kehilangan dirimu?
Aku telah menguburkanmu, tetapi dirimu masih ada di hatiku. Kita semua dari Allah, dan kepadanya kita akan kembali. Tetapi kesedihanku itu abadi dan malam-malamku yang gelap, tidak boleh tidur, sampai Allah membawaku ke rumah tempat dirimu berada sekarang.
Sekarang anakmu akan menceritakan bagaimana kaummu saling bergabung untuk melawan anakmu dan mengambil hak-haknya. Suruhlah dia menceritakan segala sesuatu yang telah terjadi walaupun kepergianmu belum begitu lama dan orang belum melupakanmu.
Salam untuk kalian berdua. Salam dari seorang lelaki yang tidak memiliki rasa marah dan sedih lagi."
Ali oleh Abu Ubaidillah Syariff

Tuesday, February 9, 2010

cinta tuhan ku telah memadam sugul pada wajah sang matahari
hingga terik cahaya langsung tidak memberi kesan pada mereka yang ditelanjangkan
dakapan kasihnya terus mahu melarut ke dalam bumi
sampai mereka lupa kalau sebenarnya ada kuasa besar sedang memalingkan
hati-hati para pencinta dunia
sungguh kita orang-orang yang paling rugi..